Selamat Datang di Situs Al-Idrisiyyah (Unofficial)


Home
Sejarah Al-Idrisiyyah
Info dan Agenda
Pengurus Yayasan
Foto Aktivitas
Paham dan Awrad
Ceramah Syekh Akbar
Silsilah
Ahwal
Referensi
Hubungi Kami
Paham dan Awrad

Amalan Thoriqat Al-Idrisiyyah bersumber dari Al-Qur'an, As-Sunnah, Ijma' dan Qiyas.

Adalah sangat berlebihan apabila dikatakan bahwa Thoriqat Al-Idrisiyyah memiliki ajaran/pemahaman sendiri. Apa yang dianjurkan pada jamaah adalah sebenarnya ajaran Islam apa adanya sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Syekh Akbar Muhammad Dahlan selalu menekankan pada prinsip wajib-sunnah sebagai satu kesatuan perintah dan haram-makruh sebagai satu kesatuan larangan. Jamaah dididik untuk mencintai amalan-amalan sunnah setelah amalan-amalan wajib sebagai wujud kecintaan dan kepatuhan kepada Rasulullah SAW. Maka sudah menjadi pemandangan umum apabila kita menyaksikan jamaah mengamalkan sunnah-sunnah yang sudah jarang dilakukan oleh ummat Islam kebanyakan.

Prinsip kesatuan perintah wajib-sunnah dan kesatuan larangan haram-makruh inilah yang menjadi landasan pokok pemikiran fiqih Thoriqat al-Idrisiyyah, baik berupa keharusan mengerjakan shalat-shalat sunnah, tata cara berpakaian, memelihara jenggot, maupun keharusan meninggalkan rokok.

Thoriqat al-Idrisiyyah sejak dikembangkan oleh Ahmad bin Idris sangat memperhatikan keseimbangan antara aspek syari'at dengan kerohanian. Selain sebagai ulama Tasawwuf, Ahmad bin Idris juga dikenal sebagai ahli ilmu zawahir dan teguh menjaga keseimbangan aspek lahir dan batin dalam tarekatnya. Karena itulah al-Idrisiyyah dijadikan stereotip Neo Sufism yang berhasil menumbuhkan tradisi lahir (eksoterisme) dan batin (esoterisme) secara seimbang.

Selain itu, keseimbangan antara kewajiban untuk memperhatikan kepentingan dunia dan kepentingan akhirat tergambar dalam ungkapan Syekh Akbar Muhammad Dahlan yang menyatakan "dunia adalah ongkos akhirat".

Rohani para murid dididik dengan dilandasi oleh wiridan dan dzikir harian sebagai berikut:

Membaca Al-Qur'an satu juz atau al-Fatihah 25 kali,

Membaca Istighfar 100 kali,

Membaca "La Ilaaha Illallah, Muhammad ar-Rasulullah, Fi Kulli Lamhatin wa Nafasin 'Adadamaa wasi'ahu Ilmullah" 300 kali,

Membaca Shalawat Ummiyyah,

Membaca "Ya Hayyu Ya Qoyyuum",

Taqwa

Keutamaan dzikir "Fi Kulli Lamhatin..." bagi yang mengamalkannya secara istiqamah:

Diberi pahala sebanyak makhluk bernafas,

Dapat menyamai derajat amalan para as-Sabiqun al-Awwalun,

Diberi kekuatan untuk melaksanakan ibadah-ibadah lainnya,

Dapat membukakan hijab alam gaib (mencapai kasyf).

Datanglah ke Majlis Ta'lim dan Dzikir yang rutin dilaksanakan
pada Kamis malam (Jakarta) atau Ahad pagi (Tasikmalaya)!

Sekretariat Pusat: Jl. Batu Tulis XIV no. 4-5 Jakarta 10120

Pondok Pesantren: Jl. Raya Ciawi KM. 8 NO. 79 Pagendingan Tasikmalaya 46153